Story About Dream

by - 06.28


Bab 1 “ aku vs kamu”

 “ Yn...! cepetan donk !” seru mamanya memanggil yn yang sedari tadi hanya berputar-putar di dalam kamar tanpa mengerjakan apapun. “ Iya ma, bentar lagi !” seru yn panik dan cepat-cepat bersiap-siap untuk pergi kesekolah. “Aduh, dari dulu sampai sekarang kamu masih aja suka bengong di dalam kamar.” Seru mama yn yang kesal menunggu yn keluar dari kamar. “ Iya ma, nih yn datang!” kata yn pada mamanya untuk meredakan emosinya. “Udah cepat sarapan, ntar terlambat lho kesekolahnya” kata mama yn seraya menyodorkan piring berisi nasi dan lauk pauk. “ Thanks ya ma, mama baik deh!” puji yn agar mama mau menuruti kemauan yn yang belum yn sebutkan.
 “Alah, udah ngomong aja, gak usah pake muji-muji segala deh!” kata mama yn mengetahui maksud yn. “ Ehm, ngomong apa sih ma?, yn gak pengen ngomong apa-apa kok.” Kata yn menyangkal tapi dengan wajah merah menahan malu karena mama sudah mengetahui maksud yn. “ Udahlah, gak usah menyangkal terus, ngomong aja terus terang. Kalau boleh jujur, sebenarnya mama itu udah tahu apa mau kamu sebenarnya.” Kata mama yang ternyata sudah lebih dulu mengetahui maksud yn sebenarnya. “ Yah, seperti biasa, mama selalu bisa menebak keinginan yn. Tapi, untuk memastikan, emang mau yn apa ma?” tanya yn pada mama yang sebenarnya tidak perlu yn tanyakan. “ Alah, paling-paling kamu mau dibelikan motor.” Kata mama dengan nada yang misterius. “ Wah, mama hebat deh!” kataku pada mama, senang. “ Jadi bagaimana ma? Boleh gak?” tanya yn pada mama. “ Ehm, bagaimana ya? Mama itu lebih tahu kebutuhan kamu sebelum kamu mengetahuinya. Jadi berhubung minggu depan adalah ulang tahunmu yang ke-16 tahun, ntar mama berikan motor sebagai hadiahnya.” Terang mama kepada yn yang langsung membuat yn senang bukan kepalang dan langsung memeluk mama. “Thanks ya ma! Mama ini mama terbaik dan terhebat yang pernah ada !” seru yn seraya memeluk mamanya. “Iya,Iya ! Ya sudah, cepat habiskan ntar kamu terlambat.” Kata mama memperingatkan yn. “ Owh, iya benar juga! Kalau begitu yn pamit dulu ya ma.”  Yn pun pamit kemudian cepat-cepat berangkat ke sekolah.
 Entah mengapa yn merasa sangat bersemangat hari ini, mungkin karena ini merupakan hari pertama yn menginjak bangku SMA, atau mungkin juga karena hadiah yang dijanjikan mamanya pada yn nanti, yang jelas yn merasa akan ada hal menarik yang terjadi hari ini. Karena keasyikan berfikir, yn sampai tidak ingat kalau aku sedang berjalan. Tiba-tiba saja yn merasa seperti menubruk sesuatu yang membuat yn tersadar dari lamunannya. Ternyata memang benar, yn menabrak sebuah tong sampah yang kemudian menggelinding sehingga semua sampah didalamnya tumpah berserakan di jalanan. “ Aduh, malah udah hampir jam setengah 7 lagi! Bisa telat gue ini, untung sekolahnya tinggal beberapa meter lagi dari sini” katanya menyesali perbuatannya. “Ah, coba tadi gue gak nendang tong sampah itu, pasti gak akan gini jadinya! Malah sepertinya disini tadi hujan, soalnya banyak genangan airnya.” Kata yn pada diri sendiri. Belum lama yn membereskan sampah-sampah yang berserakan, sebuah mobil jazz berwarna hijau yang melaju dengan kecepatan tinggi tiba-tiba lewat dihadapanku. yn terkejut, secepat kilat aku lompat ke trotoar, yn pun selamat namun seragamnya tidak. Mobil itu telah menyumbangkan cipratan air ke seragamnya yang membuat yn basah kuyup. Karena kesal, tanpa fikir panjang lagi yn berteriak kearah mobil itu. “Brengsek! Kalau nyetir itu pake mata! Udah tahu ada orang disini!” teriaknya dengan geram. Tanpa yn duga sebelumnya, mobil itu berhenti dan mundur ke arah yn. yn terkejut dan sempat takut, hampir saja yn melarikan diri. Tapi, bukan yn namanya kalau kabur sebelum berperang, eh, maksudnya nyerah sebelum berperang. “Aku sudah memancingnya kemari, masa sekarang mau kabur sih?” katanya dalam hati. Kini mobil itu tepat berada di hadapan yn. Seorang pemuda dengan pakaian seragam seperti yn turun dari mobil tersebut diikuti oleh dua orang kawannya. yn melihat kedua bola mata yang berwarna biru dan wajah yang kurang bersahabat sepertinya, pada pemuda yang pertama kali keluar dari mobil tersebut. Kini pemuda bermata biru itu berjalan tepat kearah yn. “ Nama gue Harry. Sekarang, gue pengen tau nama loe !” kata pemuda bermata biru itu yang ternyata bernama Harry. Mendengar perkataannya itu, langsung membuat emosi yn meledak. “ Heh, loe itu gila atau begok sih? Bukannya minta maaf malah ngajak kenalan. Loe itu nyadar gak sih?!! Karena perbuatan loe ini seragam gue jadi basah kuyup gini.” Bentak yn pada pemuda itu. Mendengar perkataan yn, sahabat Harry yang bertubuh lebih tinggi dari Harry, maju sambil mengepalkan tangan, hendak memukul yn. Tiba-tiba, Harry mendorong sahabatnya itu dari yn. “ Siapa yang nyuruh loe buat mukul dia? ” tanya Harry dengan tenang tapi dingin kepada sahabatnya itu. “ Tapi, Bos...” kata sahabatnya itu hendak mengatakan sesuatu tapi dipotong oleh Harry. “Apa urusan loe, Niall? Ini urusan gue sama cewek ini.”  kata Harry yang masih tetap tenang. Akhirnya sahabatnya yang dipanggilnya Niall itu mengalah. Namun, sahabatnya yang memakai rompi dan yang terpendek di antara ketiganya ikut angkat bicara. “ Heh, cewek aneh! Harry nanya’in nama loe itu bukannya pengen kenalan sama loe! Tapi, karena dia gak pantes minta maaf sama orang asing apalagi sama orang yang gak jelas kayak loe!” kata pemuda itu membentak yn. “ What?? Orang gak jelas? Loe tuh’ yang gak jelas! Seenaknya ngata-ngatain’in orang. Asal loe tau aja ya, gue tuh’ bukan orang asing, gue punya nama koq! Dan nama gue itu yn! Loe dengar?!” bentak yn pada ketiga pemuda itu. “ Okay guys! Sekarang kita bisa pergi. Dan untuk loe yn, tunggu aja kelanjutannya di sekolah nanti. Loe akan mendapat kejutan besar dari gue.” kata Harry kepadaku yang membuatku tersentak kaget dan sekaligus bingung mendengar ucapannya. “Apa maksudmu dengan kata kejutan besa..., hay, mau kemana? Bagaimana dengan seragamku yang kalian kotori?” belum sempat yn menyelesaikan kalimatnya, Harry dan kawan-kawanya terlanjur pergi dan meninggalkannya sendirian. “ Sialan!!! Sial banget sih gue hari ini. Ternyata, perkiraan gue salah! Ini bukan hari yang paling menyenangkan, melainkan hari yang paling menyebalkan.” Gerutunya dalam hati. Tiba-tiba yn tersadar akan suatu hal, “ Astaga, ini kan hari pertama sekolah, lalu bagaimana nasib gue sekarang? Apakah gue harus pulang dan berganti pakaian dulu? Ah, tidak! Waktunya tidak akan cukup. Tapi, masa’ gue kesekolah dengan pakaian kotor seperti ini?? Apa yang harus gue lakukan???” . Kini aku panik dan mondar-mandir di jalanan. “Oh my god! Bagaimana ini???”

###
Bab 2
“ Ada apa sih ???”

 “ Ya udalah, gue pulang aja. Toh, gue gak masuk sekolah juga bukan karena gue, tapi karena Harry. Atau kalau perlu, dia gue laporin ke kepsek biar dikasih pelajaran tuh anak.” Sambil terus berjalan ke arah rumah, yn terus saja memaki-maki Harry. Baru berjalan kira-kira 20 langkah, yn dikagetkan oleh suara klakson yang berasal dari belakangnya. yn terkejut, saking terkejutnya, yn tak sadar bahwa kakinya sedang berlari menjauh. Suara klakson itu semakin mendekat kearahnya dan akhirnya  sebuah motor berwarna merah menyala berhenti tepat di hadapannya. Yn pun menghentikan langkahnya dan langsung menatap kearah wajah orang yang mengendarainya. Kini, otakku dipenuhi dengan berbagai fikiran, belum lagi saat yn melihat bahwa dia adalah seorang pemuda. “ Aduh, bagaimana jika ini yang dimaksudkan oleh kata-kata Harry tadi, Ah, tidak mungkin, tadi Harry mengatakan kejutan besar di sekolah bukan disini. Tapi, bagaimana jika orang ini membawa senjata dan ingin mencelakakanku..., Aduh kau ini bagaimana sih yn? loe jangan berfikir yang macam-macam donk! Dari penampilannya Harry bukan tipe kriminal koq walaupun sikapnya dingin. Tapi, bagaimana jika...” Kini yn disibukkan oleh berbagai fikiran yang sebenarnya tak masuk akal. “Hai yn! Udah lama ya kita gak ketemu.” Kata pemuda itu kepadanya yang langsung membuatnya tersentak kaget. “Darimana dia tau nama gue? Perasaan gue kenal suaranya, tapi siapa ya? Mirip suara Zayn, tapi bagaimana mungkin? Zayn masih di Bali kan? Lagipula, jika dia mau kesini, pasti dia ngabarin gue dulu.” Pikirnya dalam hati. “ Masa’ loe gak ngenalin gue sih?” tanya pemuda itu yang sedari tadi belum membuka helmnya. Yn pun jadi tambah bingung. Dengan ragu-ragu yn menjawab pertanyaanya, “Zayn?” jawabnya setengah berbisik. “ Ternyata penalaranmu masih tetap hebat ya!” kata pemuda itu sambil tertawa. “Kau benar-benar Zayn???” tanyanya, kali ini setengah berteriak. Tanpa menjawab, pemuda itu langsung membuka helmnya. Yn memperhatikannya dengan seksama dan sesekali mengusap matanya. Setelah yn yakin akan penglihatannya, yn langsung melompat seraya memeluk Zayn, “ Astaga, ternyata loe emang Zayn. Heh, gue capek Zayn dari tadi gue di buat kaget melulu. Koq loe gak ngabarin gue sih kalau loe mau kesini? Hampir aja gue jantungan tau gak!.” Tanyanya pada Zayn sedikit kesal dan malu karena tadi langsung memeluknya. “ Ya, buat ngasih kejutan lah sama loe. O, ya! Koq, pelukannya di lepasin sih?” tanya Zayn meledeknya. “Huh, maunya! Oh  ya Zayn! Gue baru ingat, sekarang udah jam berapa?” tanyanya pada Zayn. “ tujuh kurang lima belas menit” jawab Zayn santai. “ Aduh, bagaimana ini? Lima belas menit lagi bel masuk. Apa gue gak usah masuk sekolah aja ya hari ini?” tanyanya setengah pada diri sendiri. “Kenapa? Apa karena bajumu itu?” tanya Zayn bingung. “Iya Zayn, ini semua karena orang sinting yang gue temuin tadi pagi. Namanya Harry.” Tuturnya kesal, mengingat kejadian tadi. “Owh, ya sudah! Cepat naik ke motorku, kita ke sekolah sekarang.” Kata Zayn memberikan solusi. “Kita? Emang loe sekolah di sana juga?” tanyanya bingung. “Udah, cepetan naik!” seru Zayn yang sudah siap berangkat. “Dengan pakaian seperti ini?” tanyanya bertambah bingung. “Ah, itu gampang! Ayo, cepat naik!” seru Zayn menyuruh yn bergegas. “Ehm, iya deh! Tapi loe harus janji, loe gak akan buat gue malu di hadapan teman-teman nanti.” Katanya agak sangsi. “Sipp, loe tenang aja!” kata Zayn meyakinkan yn walaupun yn belum benar-benar yakin. Lima menit berlalu, kini yn telah sampai didepan gerbang sekolah, dan tinggal sepuluh menit lagi bel masuk berbunyi. Yn pun bergegas turun dari motor dan segera lari kearah gerbang. Namun, langkahnya terhenti saat yn ingat bahwa seragamnya masih penuh dengan lumpur. Yn pun segera berbalik dan kembali berlari kearah Zayn. “Zayn, gimana ini? Sepuluh menit lagi bel masuk. Sedangkan seragam gue masih...” belum sempat yn menyelesaikan kalimatnya, Zayn segera menyuruhnya diam. yn bingung, belum lagi ketika dia menarik yn berjalan kearah belakang gedung sekolah, yn hendak menanyakan ini semua kepadanya tapi tidak diizinkan oleh Zayn. Sekarang, dia berdua ada di depan sebuah bangunan yang lumayan besar, dan di depannya yn melihat sebuah papan nama bertuliskan “KOPERASI SEKOLAH”. Sekarang yn mengerti, dia hendak menyuruhku membeli seragam baru dan menggantinya disini. “Kamu tunggu di sini dulu ya, gue pengen ngambil sesuatu di dalam.” Kata Zayn, dan langsung meninggalkannya sendirian di pintu masuk. Zayn masuk ke dalam koperasi tersebut dan keluar dengan membawa dua bungkusan yang tidak bisa yn tebak apa isinya. “Nih, buat loe. Gue pengen loe pakai semua yang ada dalam bungkusan itu” kata Zayn seraya memberikan kedua bungkusan itu kepadanya. “Tapi Zayn, gue pengen ini semua loe jelasin ke gue.” katanya, yang semakin bingung karena diberi kedua bungkusan yang sama sekali tidak yn inginkan dan tidak yn ketahui apa isinya. “ Udah ntar aja gue jelasin semuanya ke elo, yang penting loe sekarang cepat ganti baju karna bel masuk tinggal lima menit lagi. Oh ya, satu lagi, kalau loe udah selesai, loe masuk ke ruang 13 ya, kebetulan kita sekelas.” Kata Zayn. “ Iya deh!” kata yn, walaupun sebenarnya yn masih sangat bingung mengenai apa yang sedang terjadi. “Dan satu lagi, jangan sampai ada yang tak terpakai ya” pinta Zayn
###
Bab 3
“ kenapa jadi begini ???”
            Karena sangat penasaran, yn pun segera bergegas ke ruang ganti untuk melihat isi dari bungkusan itu. Sesampainya yn di ruang ganti, yn langsung melihat isi dari bungkusan itu. Ternyata isinya sebuah seragam hari ini dan ditambah dengan sebuah tas berwarna merah, pita yang berwarna merah, dan sebuah rompi yang berwarna merah juga. “Untuk apa ini semua? Tadi Zayn bilang, “jangan sampai ada yang tidak terpakai”. Apa maksudnya semua barang-barang ini ya?” Tanyanya pada dirinya sendiri. “Tapi, daripada gue jadi tambah bingung, mending gue langsung make’ ini semua, dan nanyain sama Zayn” katanya pada yn sendiri.
          “Wah, gimana Yn, loe suka sama yang gue kasih ke elo?” tanya Zayn kepadanya. Saat ini yn sedang berada di ruang 13, yaitu ruang sastra bahasa Indonesia. “Nah, karena gue udah nurutin semua keinginan loe, jadi sekarang loe jelasin ini semua ke gue, Okay?” kata Yn. Ia kemudian duduk di kursinya, tepat di sebelah Zayn. Karna sibuk dengan urusannya, ia sama sekali tak memperhatikan keadaan di kelasnya. Bahkan ia tak menyadari bahwa sedari tadi ada orang yang memperhatikannya! “Hanya satu kata, oleh-oleh” kata Zayn menjawab penuntutan Yn, lalu berbalik menghadap papan tulis karena guru mata pelajaran tersebut sudah datang. Yn yang mendengar perkataan Zayn hanya bengong dan bungkam seribu bahasa, ia tak menyangka penjelasannya hanya sesingkat itu. Ia pun memutuskan untuk menyimpan kekecewaannya sampai mata pelajaran ini selesai.
          “ Baik anak-anak, berhubung ini adalah hari pertama kalian di sekolah ini, dan kebetulan sekali mata pelajaran pertama kita adalah sastra bahasa Indonesia, maka Bapak menugaskan kalian untuk memperkenalkan diri kalian satu persatu di depan para teman baru kalian. Namun sebelumnya, Bapak akan memperkenalkan diri Bapak terlebih dahulu.  Nama bapak, Yaser Malik, biasa dipanggil pak Yaser atau pak Malik.  Bapak sudah mengajar disini kurang lebih delapan tahun. Semoga kalian betah diajarin sama bapak. Nah, baiklah, kita mulai saja ya! Bapak mulai dari barisan paling kiri terlebih dahulu ya” kata pak Malik panjang lebar. Setelah beberapa anak maju untuk memperkenalkan diri termasuk Zayn dan dirinya, majulah seorang pria untuk memperkenalkan dirinya. “Hai teman-teman, kenalin, nama gue Harry Styles, hobby gue basket dan diving, Oh ya, satu lagi buat sekedar informasi, gue adalah anak dari pemilik sekolah ini” Suara itu sudah tidak asing lagi baginya, seketika itu juga ia mengangkat kepalanya dan, binggo! Ia mendapati sosok yang dingin itu di depan matanya, ia adalah Harry yang mengganggunya tadi pagi! “Sebentar, kayaknya gue kenal deh sama loe? Loe Harry yang tadi pagi kan?” tanyanya menyelidik. “Mungkin, tapi sayang, gue gak kenal sama loe” kata Harry dingin. “Heh loe sombong banget sih jadi orang!” bentak Yn. “Sudah-sudah, jangan bertengkar di sini! Ini kelas bukan arena adu mulut!” kata gurunya. “Maaf pak, saya tidak akan mengulanginya lagi” kata Yn, ia pun kembali duduk. Ia menatap Harry yang berjalan menuju kursinya dengan sinis. “Ingat ya, urusan kita belum selesai!” bisik Yn saat Harry melewatinya, namun Harry tak memperdulikannya.
          “Yn, apa itu orang yang gangguin loe tadi pagi?” tanya Zayn setengah berbisik, disela-sela pelajaran. “Iya,dialah orang yang gue temuin tadi pagi. Orang gila yang seneng banget pamer tanpa memikirkan perasaan orang lain" kata Yn kesal.


“Tenang aja Yn, kalau dia berani gangguin loe lagi, loe bilang aja ke gue” kata Zayn penuh keyakinan. “Eh, sejak kapan pangeran kecilku jadi preman kayak gini?” kata Yn setengah meledek. Setahunya, Zayn paling tidak suka jika di ajak berkelahi. Wajah Zayn mendadak menjadi merah padam menahan malu. “Ah, loe jangan manggil gue kayak gitu dong, malu nih! Gue udah bukan anak kecil yang ngasih elo mahkota dari bunga mawar lagi” kata Zayn mengingat masa kecilnya. “Trus kalau gak mau di panggil pangeran kecil, mau di panggil apaan? Preman Kuta?” kata Yn terus meledek. “Hush! Mentang-mentang gue dari Bali loe manggil gue Preman Kuta? Kayak gak ada nama yang laen aja!” kata Zayn. “Huh sombong banget, baru dari Bali, gimana kalau dari Australi loe?” Kata Yn.
“ Baiklah anak-anak, bapak mulai pelajaran hari ini dengan....” Pak Malik mulai menjelaskan seputar pelajaran Bahasa Indonesia. Namun, terkadang sedikit melenceng yaitu seputar keluarganya. Ia bahkan bercerita awal mula bertemu dengan isterinya, asal usulnya, dan juga mengapa ia bekerja sebagai guru. Iseng-iseng ia menoleh kebelakang, yaitu kearah Harry. Ia lalu mendapati Harry sedang asyik mendengarkan cerita dari Pak Malik. Namun, tanpa diduganya, Harrymenatap kearahnya dengan tiba-tiba. Merekapun saling bertukar pandang. Yn langsung salah tingkah dan bergegas mengalihkan perhatiannya ke tempat lain.
          “Ihh, sial banget sih gue hari ini! Belum apa-apa hari pertama gue hancur sudah, gara-gara monster yang entah dari mana asalnya.” Kata Yn kesal. Saat ini ia sedang berada di kantin sekolahnya bersama Zayn. “Udah, orang kayak gitu gak usah di urusin!” kata Zayn cuek sambil terus mengunyah pizza yang tadi dibelinya. “Gimana gue gak kesel coba ? Gue sama dia itu baru kenal tadi pagi, tapi dia itu udah ngehancurin sebagian dari hari terbaik gue!” kata Yn kesal sambil mengaduk-aduk Mokanya dengan kasar. “Apa perlu gue ngasih pelajaran sama dia?” tanya Zayn. “What?! Apa gue gak salah denger nih? Kenapa loe mendadak jadi aneh begini? Gue kenal banget sama Zayn, dan ia paling benci sama yang namanya berantem” Kata Yn heran karena sedari tadi Zayn selalu menawarkan jasanya. “Zayn sekarang, beda sama Zayn yang dulu. Gimana gue mau dibilang Gentleman kalau berantem aja gue gak berani? Bukan Romeo namanya kalau hanya berpangku tangan saat Juliet dapat masalah” kata Zayn dengan nada sok menggurui. “Hah?! Maksud loe apaan? Gue sama sekali gak ngerti sama yang elo bicarain. Koq lama-lama loe jadi aneh kayak gini sih?” kata Yn benar-benar bingung. “Haduh! Loe ini susah banget ngertiin orang ya!” kata Zayn gemas. “Susah ngertiin orang? Ini lagi, emangnya kapan gue pernah nyuekin elo atau menelantarkan elo?” kata Yn salah paham. “ihhhh.... gemes deh sama loe ini! Maksud gue bukan begitu, maksud gue itu...” “Alah, udalah, loe ini bukannya ngebantuin gue malah nambahin kekesalan gue aja! Tau gini, gue gak akan pernah cerita sama loe!” kata Yn. Ia pun bergegas pergi meninggalkan Zayn. “Loh, koq malah ngambek sih? Haduh, Yn, tungguin gue...!” kata Zayn bergegas mengejar Yn.
                                                                            ###

Bab 4
“kejutan buat kamu”
 “Yn, Yn, Dengerin dulu dong!” kata Zayn setelah berhasil mengejar Yn. “ Gue mesti dengerin apa lagi? Gue ini lagi pusing sama monster yang satu itu, loe jangan nambahin lagi dong!” kata Yn kesal. “Okay, kalau itu emang mau loe, gue minta maaf. Loe jangan ngambek gitu dong, maksud gue tadi itu...” Zayn tak melanjutkan kata-katanya, karena pada saat yang bersamaan Harry dua kawannya datang dan dengan ekspresi dingin menatap mereka berdua dengan tajam. “Kalau mau pacaran, jangan di tempat kayak gini. Loe emang gak bisa ya milih momentum yang cocok buat pacaran” kata Harry kepada Zayn. Zayn langsung naik darah di buatnya. “Apa urusan loe? Mau gue ketemuan kek, mau gue pacaran kek, mau gue nikahan sekalipun, ada gak adanya loe menurut gue sama aja.” Balas Zayn dengan pedas. “Oh, begitu ya? Setidaknya kalau loe mau nikahan, loe kabarin gue dong! Gue kan teman loe juga” kata Harry masih tetap dingin. “What?! Temen gue? Kapan loe gue nobatkan sebagai teman? Perasaan, gue belum pernah kenal sama loe?” kata Zayn  tak mau kalah. “Oh, kalau gitu kenalan dulu. Nama gue Harry Edward Styles. Kemarin, gue ngabisin waktu libur gue di Bali. Tanpa di sengaja, gue ketemu sama orang yang namanya Zayn. Dia nginap di hotel Made, tepat disebelah kamar hotel gue” kata Harry tapi tidak dingin lagi namun terkesan lebih  bersahabat. “Koq kayak nama gue tuh? Waktu di bali, gue juga ketemu sama orang yang namanya Harry. Dia itu nyebelin, rese’ dan susah banget dibilangin!” kata Zayn. “Senang bertemu kembali” kata Harry sambil menjulurkan tangannya hendak berjabat tangan. “Loe sekolah di sini juga? Bukannya waktu itu loe bilang, loe pengen ngelanjutin sekolah di Inggris?” tanya Zayn sambil menyambut uluran tangan Harry dengan senang hati. Yn yang sedari tadi hanya diam melihat mereka berdua bertengkar, kini hanya bisa melongo melihat keakraban mereka berdua. “Awalnya sih gitu, cuman gue pengen ngerasain SMA di sekolah milik bokap gue. So, kalau gue pikir-pikir mendingan gue SMA disini trus masuk perguruan tinggi di Australi” kata Harry. 

You May Also Like

0 komentar